Tuesday, October 12, 2004

sampai bila takdirnya

Aku dah semakin bosan dengan diri aku sendiri, kenapa terlalu sukar nak melupakan kenangan yang ada dalam diri ini sedangkan aku dah cuba sebaik mungkin nak lupakan semua rasa kepedihan yang lalu yang pernah datang dalam hidup aku. Apa salah aku yang sering saja rasa pilu sedangkan mereka terus mempermainkan perasaan aku langsung masih mampu bergembira dengan apa yang mereka ada ketika ini.

Senyum yang ada di wajah aku bukannya mampu untuk menutupi rasa sedih dan pedih ini. Aku berpura pura sebenarnya untuk terus tersenyum dan kononnya gagah dalam segala cabaran dan dugaan sedangkan hakikatnya tidak!

Aku sedar yang kehidupan terlalu singkat untuk aku terus melalui kepedihan tapi apa dayaku untuk melawan takdir. Biarlah mereka dengan apa yang mereka inginkan, pujukku pada diri sendiri. Yang mampu aku berdoa hanyalah mengharapkan agar ada sinar yang membawa perubahan pada diri aku.

Semakin jauh aku berlari meninggalkan kenangan, semakin dekat ianya hadir dalam hidupku.

Sunday, October 03, 2004

biar BULAN bicara ...

“Langkah tanpa arah sesat di jalan yang terang
Aku yang terlena di buai pelukan dosa”


Aku sedar setiap hari aku mencari cinta, tanpa jemu aku terus berusaha biarpun aku tahu sukarnya memiliki cinta yang setia. Namun, inilah kemahuan yang sedang aku cari, entah bila ianya kan menjadi kenyataan. Dan aku meyakini ada di sana sebuah cinta yang terlalu agung nilainya untukku.


Kesunyian selama ini bagaikan sudah sebati dalam hidup aku sendiri. Mungkin aku kaya dengan pengalaman, kaya dengan kesabaran namun itu belum cukup untuk aku ciptakan senyuman.


Biarlah bulan bicara sendiri
Biarlah bintang kan menjadi saksi
Takkan ku ulangi walau sampai akhir nanti
Cukup derita sampai di sini.