Sunday, July 25, 2004

pantai berbisik

Tadi malam aku ke pantai, seingat aku dah lama aku tinggalkan pantai.  Dulu masa di bangku sekolah, pantai jadi teman setia, di situlah biasanya aku mengulangkaji.  Aku tenang sangat di pantai.  Tapi sejak mula bekerja, pantai bukan lagi teman setia.  Yang ada cuma teman sepanjang perjalanan.  Waktu pagi pantai di kiri aku, waktu petang pantai di kanan aku, begitulah seharian.

Pernah juga aku rungutkan, bosannya setiap hari lihat pantai tapi aku tahu pantai tak pernah merungut melihat aku setiap hari melalui jalannya. 

Pantai pasirnya putih.  Bersih. 

Tadi aku ke pantai tapi sebelah malam, hanya bertemankan bulan.  Di situ aku lihat ada sinar malam terus menusuk ke tengah lautan.  Aku tidak seorang.  Di sisiku ada kenangan. Di pantai inilah aku meluahkan segala perasaan.  Suka, duka, terkilan dan segalanya.  Di pasir pantai aku corakkan semua rasa dendam, ketidakpuasan dan kesengsaran dalam aku menghadapi ujian.

Sepuas-puasnya aku dah berbisik pada pantai, lihatlah aku yang sedang diuji.  Suaraku perlahan tapi aku yakin pantai mendengar keluhan aku.  Deruan ombak terus memukul pantai seolah olah mengerti dan simpati.

Hatiku tersenyum, ada kelapangan di dada.  Setiap masa yang berubah ada ketentuan dan kita sebagai manusia perlu banyak mengakui kekuasaanNya.

Pantai bersuara : redhalah manusia!

 

0 Comments:

Post a Comment

<< Home